08 Januari 2014

Anugrah Akhir Tahun

Di akhir tahun 2013 aku dan teman-temanku membantu sebuah keluarga memperbaiki rumahnya yang bocor.  

Berawal dari sms temanku yang mengajakku membantu guru les anaknya. Awalnya aku tidak terlalu tertarik karena menurutku hanyalah rumah dengan genteng yang bocor.  
Namun karena tidak enak hati, aku mengatakan akan menyumbang (ala kadarnya dalam pikiranku).  Saat itulah aku ditegur !  

Pagi itu, aku mengajar anak sekolah minggu untuk belajar mengerti perasaan dan keadaan orang lain.  Aku mengajar mereka untuk tidak egois terhadap orang tua, keluarga, teman dan orang lain.

Aku bahkan menjelaskan kepada mereka bahwa bisa saja orang terlihat tersenyum dan tertawa namun sebenarnya dalam pikiran dan hati mereka penuh masalah.

Lalu... apa yang terjadi dengan diriku ? Apakah kemunafikan mulai menggerogotiku ?
Malu !  Itulah satu kata yang muncul dikepalaku.  Bagaimana mungkin seorang dewasa melakukan kebohongan pada anak-anak ? Terlebih lagi membohongi Tuhannya ?

Namun aku sangat bersyukur karena Tuhan masih mau memberikanku rasa malu itu.  Ada waktunya jiwa perlu dipermalukan sehingga kesombongan mengerti posisinya.

Berawal dari teguran dan rasa malu itulah kemudian aku membuat program pengumpulan dana anak-anak sekolah minggu. Aku mengajarkan mereka bahwa selembar sepuluh ribu yang mereka sumbangkan bisa membantu orang lain.  Dari selembar sepuluh ribu mereka terkumpul dana Rp.780.000,-.  Dari jumlah itu kami mengadakan bazaar menjual antis hand cleaner, kue dan kaos.

Di sini Tuhan kembali mengajarkan padaku arti "PERCAYA".
Hitungan di atas kertasku menuliskan aku akan berhasil mengumpulkan Rp.4.000.000,-.
Tapi, pekerjaan dan campur tangan Tuhan itu luar biasa, kami bisa mendapat dana Rp. 6.250.000,-.   

Aku membuat video dari klip foto-foto yang aku kumpulkan dalam projek ini dan menayangkannya pada anak-anak pada acara natal 2013 ini.   Anak-anak baru mengerti saat mereka melihat video bagaimana uang mereka berguna buat orang lain. 

Natal 2013 memberiku pengalaman yang luar biasa.  Aku belajar banyak sekali.
Sekalipun aku menjadi sakit-sakitan namun Tuhan memampukan semua ini terlaksana.  
Sekalipun teman-teman memberikan pujian untuk projek ini , namun aku sungguh tahu, aku tidak mampu tanpa bantuan Tuhan.  

Terima kasih untuk boleh menjadi semakin mengerti Tuhanku...
Aku tahu, tidak semua orang memiliki kesempatan ini.  Jika aku yang mendapat kesempatan ini, semua hanya karena anugrahMu.

Aku juga berdoa untuk keluarga yang mendapat kesempatan dibantu olehMu.

Biarlah, luka hati mereka boleh membaik hari demi hari . 

Mereka hanyalah anak-anak yang belum mengerti akan dunia ini saat mereka ditinggal pergi orang tua mereka.

Namun, aku tahu Tuhan, saat kau memberikan mereka untuk diperhatikan oleh kami,  itu bukan suatu kebetulan.  Aku mengerti bahwa Kau hendak mengajar setiap dari kami.   Kami yang memberi dan mereka yang menerima.

Terima kasih Tuhan untuk penutup tahun 2013 yang indah...


Moral :
Adalah suatu anugrah bisa menerima dan mengerti ajaranNya.


 

A Sticky Note for My Birthday

Seperti apakah rasanya bisa melewati satu tahun lagi kehidupan ?
Bersyukur !  Benar, itulah hal terbaik dalam hidup setiap manusia.  Bisa melewati 1 tahun yang penuh pengalaman hidup.

Aku bersyukur untuk orang-orang yang ditempatkan disekelilingku, walaupun tidak berarti tidak ada pertengkaran, amarah dan luka hati.  

Aku bersyukur untuk tubuhku, walaupun tidak berarti tidak ada yang sakit dan menimbulkan masalah.

Aku bersyukur untuk pekerjaanku, walaupun tidak berarti tidak adanya stress dan capek.

Aku bersyukur untuk semuanya karena aku tidak mau menjadi bagian dari manusia yang semakin bertambah umur semakin sulit mengucapkan syukur.

Bisa mengucap syukur adalah hal yang sangat melegakan hati.  Begitu banyak masalah  menjadi tidak lagi berat saat syukur itu bisa dipraktekkan.

Selamat ulang tahun diriku...
Jangan lupa untuk senantiasa bersyukur dalam hal apapun karena syukur itu tidak menunggu saat terbaik menurut pikiranmu.  
Biarlah syukur itu selalu menjadi bagian dari hidup ini.  
Jadikanlah syukur teman terbaik yang boleh menemanimu sampai saat akhirmu...
 

Moral :

Mengucap syukur itu sopan dan menyenangkan.
Menerapkan syukur itu murah hati dan terhormat.
Tetapi menghidupi syukur itu menyentuh Surga...
(Johannes A. Gaertner)