15 Juni 2009

Kemasan Cantik suatu Godaan

Pagi ini aku membaca renungan dengan judul : TAHU BATAS

Bercerita tentang Pak Odang sipenjual bubur ayam keliling. Buburnya yang enak membuat banyak pelanggannya rela antri.

Seorang pembeli mencoba memberi sa­ran kepadanya, “Pak Odang, besok jual­an bu­bur­nya agak ba­­nyak­an dong”. Pak Odang ha­­nya tertawa kecil, “Kalau ditam­bah te­rus, tidak bakalan ada habisnya,” ka­­ta­nya ringan.

Pak Odang tahu batas. Ia ta­hu bah­­wa kalau mau dituruti, keinginan un­tuk men­­dapat lebih tidak akan ada ha­bis­­nya.

Tapi kita justru ber­laku sebaliknya, tidak tahu batas.
Tidak tahu batas kerja, tidak tahu batas bicara , tidak tahu batas berkuasa, tidak tahu batas memiliki, dll.

Sudah berkuasa, masih ingin lebih berkuasa. Sudah punya banyak, masih ingin lebih banyak lagi. Ti­dak pernah merasa cukup. Selalu merasa kurang, sehingga kita terus memacu diri. Akibatnya, kita malah kehilangan hal-hal yang lebih pen­ting: kesehatan, waktu bersama keluarga, relasi pribadi dengan Tuhan, dan sebagainya.

Renungan ini sangat sederhana tapi membuatku berpikir ulang. Seringkali dalam kehidupan berumah tanggaku aku juga menjadi seorang yang tidak tahu batas.

Benar yg dikatakan oleh penulis renungan, saat kita sudah berkuasa, masih ingin lebih berkuasa dan tidak pernah merasa cukup. Aku ditegur pagi ini !!!

Seringkali kebebasan berkuasa yang diberikan suamiku membuatku melampaui batas. Tanpa merasa dosa , seringkali aku berteriak padanya saat aku kesal dan capek.

Atau, seringkali juga aku merasa cara yang aku lakukan dalam mengurus rumah tangga dan anak jauh lebih baik daripadanya, sehingga bila suami memberikan ide, aku merasa idenya tidak sempurna.

Benarkah sebenarnya aku sedang menolak demi kebaikan bersama ? TIDAK !!! Aku disadarkan saat ini , bahwa aku sedang meremehkannya.

Padahal aku tahu , seorang suami adalah imam dan kepala keluarga.
Jadi apa yang membuatku ingin jauh berkuasa daripada suamiku? Apakah untuk pengakuan diri (aku seorang ibu RT bukan PRT ?) , eksistensi diri (aku sama pintarnya dg dia ?) atau ini bentuk kemasan lain dari dosa keegoan seorang manusia ?

Lagi” aku disadarkan oleh renungan ini , bahwa sebenarnya aku sedang masuk dalam godaan menguasai.

Godaan yang tidak disadari olehku sebenarnya adalah rupa lain dari percobaan. Jika aku masuk lebih dalam percobaan ini tanpa usaha memperbaiki diri, maka pernikahanku sedang menuju ke jalan buntu.

Thanks God ……… Kau telah mengingatkanku untuk tidak menuju jalan buntu dan ajarilah aku senantiasa untuk tahu diri dan tahu batas ……

MoraL :
Jika seorang Suami bisa memberikan kebebasan berkuasa pd Istri semata” krn ia menyayangi dan menghormati pasangannya. Ia menempatkan Istri sebagai bagian tulang rusuknya bukan tulang kaki kelingkingnya……

E.G.O.

Teman” KK akan melakukan proyek “ketaatan” minggu ini.
Ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan pada suami. I doubt if I can pass it……(God, U know me well…)

Pengennya sih ga ikutan...... soalnya “taat pada suami” itu tidak pernah menjadi kata yang mudah buatku.

Dan yang langsung menjadi pertanyaan pertama adalah taat dalam hal apa ?
Dalam satu pernikahan terlalu banyak hal yang harus ditaati untuk membuat pernikahan tersebut menjadi sempurna.....(and I don’t think I need a perfect marriage…I just want a happy marriage !!!)

Aku pikir tidak ada salahnya mencoba proyek ketaatan ini karena aku juga ingin tahu seberapa parahnya tingkat kegagalanku…(hehehehe)

And guess what ??? Apa yang terjadi ???… Hanya berselang 1 jam setelah aku membulatkan tekad pd proyek “Taat untuk Mengalah”… aku langsung GAGAL !!! (rekorku memang agak” memalukan…hehehe)

Gara”nya : Aku dan Pio berebutan chatting dengan Nat.
OMG.....hanya karena aku terlalu banyak mencampuri apa yang harus ditulis Pio, akhirnya dia marah …

Sebelumnya aku juga marah, dalam hatiku aku berpikir " neh cowok sensi amat seh !!! Ini kan hal sepele ... gitu ajah marah ... Uuuhhh !!!!!!!"

Tapi kemudian aku ingat, aku sedang menjalani proyek ketaatan dan aku langsung melembut… tapi ternyata sudah terlambat bat bat..... Pio udah ga mo ngomong lagi… (hikz…hikz..)

Sebenarnya aku bisa minta maaf dan membuat masalah selesai, tapi saat itu aku merasa sudah terlanjur gagal dalam proyek hari pertama……so I didn’t do it (jaim booo…)

Tapi tau ga… ga minta maaf ternyata ga nyelesaiin masalah. Malam itu, aku ga bisa bobo semalaman, sedangkan Pio bobo dengan luar biasa nyenyaknya… Wah…nyesel bangeett !!! Kalo tau aku bakal melek sepanjang malam, mending ga pake jaim”an deh tadinya…

MoraL :
Ego diri adalah duri penghambat dalam ketaatan

14 Juni 2009

P = 100 Y

31 Mei 2009

Hari ini Nat dan Vin berangkat ke Palembang.
Mereka dititipkan ke mom di Plg karena aku dan Pio akan berangkat lagi ke Cina.

Nat dan Vin berangkat berdua dan mereka hanya diantar dan dijemput dibandara.

Aku : "Nat...kamu berani ga berangkat berduaan aja ama dede ?"
Nat : "Brani sih Mi... tapi aku cuma takut satu hal.."
Aku :" Apaan tuh ?"
Nat : "Gimana klo pas di pesawat dede mo boker atau mendadak mual trus muntah ?"
Aku : "Yah, jangan kasih dede makan banyak" sebelum berangkat...trus klo mo muntah, yah kasih dia paper bag yang disediain di pesawat....tenang ajah, ga bakal ada apa" deh..."
(tersenyum meyakinkan Nat)

Aku : "Dede....tolong jangan ngerepotin cece yah...kamu tau kan klo cece bingung bisa lompat" kayak orgil ?"
Vin : "Bisa dong Mi...aku kan bukan anak bayi..."
Aku ( tersenyum...lega dan percaya) : " Hmm... Mio yakin kok anak Mio pasti bisa...."


Lalu aku dan Pio mengantar mereka ke bandara. Pio mengantar mereka masuk, check in dan menunggu di lounge.

Sebenarnya sih Pio ga bisa masuk sampai ke lounge, tapi karena Pio memakai tiketnya buat ke Cina besok dan petugas tidak jeli melihat tanggal keberangkatan, jadi Pio lolos dengan sukses sampai masuk ke lounge...(hehehe...dasar si Pio !!!)

Sampai di lounge....Vin yang doyan makan mulai mencomot makanan disana sini....dan baru berakhir saat Pio menelpon dan melaporkan kelakuannya..
Pio : " Mio...gawat neh...si dede makan ga abis" neh...dari tadi ga berhenti-henti..."
Aku (panik) : " Waduh...suruh stop dong Pio...ntar klo boker di pesawat, masak pramugari disuruh nyebok ?"

Mendadak khawatir...mendadak deg"an....dan mendadak lemas.....
Jujur, aku ga bisa bayangin apa yang harus Nat lakukan kalo adiknya boker di pesawat....
(1. Lompat" stress - 2.Pura" ga kenal ama adeknya - 3. Pura" menjadi putri tidur yg hanya bisa dibangunkan oleh ciuman Pangeran - 4. Terpaksa nyebokin adeknya sambil ngedumel dalam 7 bahasa...)


MoraL:
Percaya adalah Yakin 100% - tanpa campuran rumus" matematika-