26 Juni 2010

Paranoia VS Pronoia

Aku menemukan tulisan menarik mengenai kekhawatiran manusia....



Manusia yang selalu dihantui rasa takut adalah jenis paranoia.Saat bangun pagi, yang ada dibenak cuma rasa khawatir. Hidup menjadi beban karena selalu merasa masalah"nya sudah ada didepan mata sejak mata dibuka.



Manusia seperti ini dikuasai emosi dan pikiran negatif. Biasanya, manusia jenis ini jarang tersenyum, tidak punya semangat hidup, selalu mengeluh, kreativitasnya tumpul dan bahkan banyak penyakit lantaran psikosomatis.

Nah, kebalikan dari manusia paranioa adalah manusia pronoia.
Manusia yang senantiasa bersyukur. Dia menyadari kalau hidup adalah rangkaian masalah.


Tapi akan disikapi dengan positif dan optimis. Masalah akan menjadi pelajaran berharga buatnya.


Manusia pronoia senantiasa mensyukuri apa yang sudah disediakan semesta. Matahari pagi yang menghangatkan tubuh. Udara segar yang masih bisa dihirup. Transportasi yang mengantar ke tempat kerja. Air minum yang menyegarkan dan sebagainya.


Ada cerita mengenai 2 orang pelancong....
Ada dua orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.


Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia terbekap rasa khawatir kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia khawatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana.


Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-bukit yang pucuknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera poketnya.


Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. "Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?" tanya pelancong pertama.
"Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi," kata pelancong kedua.


Ada kata" bijak : "Kekhawatiran tidak akan menambah sejengkal pada usia kita."


Memang, banyak orang hidup dalam emosi kekhawatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi. Orang sering takut dan tidak tahu apa yang ia takuti. Akhirnya, orang yang seperti ini tidak bakalan menikmati kehidupan.



Hidup hanya menjadi milik orang-orang yang mampu menikmatinya dengan penuh syukur.
Sebagai manusia kita bebas memilih.Kita sama sekali bukan budak dari pikiran dan emosi kita.




Moral :
Pikiran Anda masa kini menciptakan kehidupan masa depan Anda. ~Rhonda Byrne~

Ribet? Ruwet? Khawatir?

TROUBLEMAKER !
Mungkin ini kata yang Tuhan ingin lontarkan ke manusia saat Ia bertemu kita...

Tapi, memang ini kenyataannya.
Manusia senang sekali membuat sesuatu yang ringan menjadi berat. Misalnya : Masalah.

Seringkali sebenarnya hal yang sedang kita hadapi bukanlah suatu masalah. Namun, karena keruwetan berpikir kita, itu menjadi masalah. Lalu, kita bertanya pada Tuhan ," Tuhan, mengapa masalah ini terjadi padaku ?"
Wkakakaka.... memang sepantasnya manusia dicap "perusuh" oleh Tuhan.

Berbicara tentang keruwetan berpikir manusia....
Hmm.. ini yang sedang aku hadapi dalam posisiku sebagai ibu RT.
Biasalah..masalah ibu" RT ga jauh" dari keluarga dan pembantu.

Aku punya "asisten rumah tangga" yang luar biasa ngelunjaknya... Tapi, aku memang punya kemampuan bertahan dengan manusia sejenis itu...
Yang ini berjenis : muka dua, malas, pemalak anak dan pembohong.
Lumayan komplet kan.... Dan aku bisa bertahan memperkerjakannya selama hampir 2 tahun.

Namun, kemarin dia berhenti karena aku menegurnya bersikap tidak sopan pada mamaku.
So, let's end it !
Dan rasanya plong..... Padahal, itu artinya: ga ada yang membantuku di rumah.
Tapi sama sekali ga ada rasa khawatir.

Dulu, aku suka khawatir dan takut tidak ada yang mengurusi rumah karena aku harus pergi kerja. Namun, hari ini aku mau berhenti dari rasa takut dan khawatir yang tidak perlu itu... Aku tidak mau rasa" negatif ini menjadi tuan atas diriku.
Saat aku berpikir ulang..." Apa sih yg harus ditakuti dan dikhawatirkan ?". Otakku menjawab," Kamu takut capek.." Wkakakakaka... Emang bener banget tuh !!!

Aku yakin, ada banyak cara untuk tetap bisa bekerja, mengurus RT dengan baik sekaligus meminimalkan rasa capek itu. Semua itu hanya bergantung dari cara berpikir kita. Cara berpikir akan merefleksikan tindakan.
So ??? Kenapa harus ribet, ruwet dan khawatir yah ?

Moral :
Jika jalan didepan kita adalah tembok besar dan kokoh, jangan pernah berpikir untuk menabraknya dengan kekuatan kita. Carilah jalan kecil disamping tembok besar itu dan kita pasti bisa melewatinya tanpa kesulitan yang berarti....

Arti Hidup

Hidup manusia memang singkat...

Saat kita muda, kita berusaha mencari uang segiat dan sebanyak kita bisa.
Uang memang menyenangkan .... Dia membuat kita terlihat kuat, berkuasa dan membuat segala sesuatu menjadi lancar.
Namun, uang juga bisa tidak menyenangkan .... Saat ia menuntut dirinya menjadi bagian hidup kita.
Lelah, kehabisan waktu adalah hal biasa yang harus kita hadapi.
Terlebih lagi, seiring waktu berjalan, kita menua dan kelelahan menampakkan wujudnya.
Dia merubah diri menjadi sakit penyakit.
Saat itulah... semua usaha masa muda kita dihamburkan untuknya.

Tante Pio akhirnya meninggal.
Tidak ada yang meneteskan airmata untuknya. Dan sungguh, ini adalah acara pemakaman tersepi yang pernah aku datangi.
Aku berpikir.... Hidup memang tidak semata" bekerja dan mencari harta.
Harta duniawi memangsa kita... meninggalkan kita saat kita tidak lagi berguna untuknya.

Tuhan.. ajar aku menggunakan waktuku untuk melakukan yang terbaik.
Ajar aku untuk tidak menyesali apapun juga saat waktuku tiba...


Moral:
Pengertian akan HIDUP sepenuhnya adalah mengenai HUBUNGAN.
Hidup tanpa CINTA adalah ibarat seekor burung yang dipatahkan sayapnya; direnggut kemampuannya untuk terbang.
Demikian juga manusia....
Saat kita tidak bisa memberikan cinta dan menerima cinta.... kita sedang membatasi diri kita untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain. Dan jika dalam waktu lama tidak dibereskan, maka benteng itu akan menjadi semakin kokoh.
Akhirnya...manusia akan melupakan bahwa dia mempunyai kemampuan mencintai dan dicintai.

17 Juni 2010

Tante Pio

Wah... kangen banget buat menulis lagi !
Banyak sekali yang mau diceritaiin...
So, here I am :D

Akhir" ini, ada banyak masalah yang datang seiring dengan kesibukan yang super padat.
Beberapa hari yang lalu, aku, Pio dan Nat pergi ke RS mengunjungi tante Pio yang sakit.
Sebenarnya, aku ingin sekali tidak pergi. Ga tau kenapa.... Ada suara hati yang berkata," Ini urusannya uang...". Sampai" aku berniat menghalangi kepergian kita. Padahal, awalnya akulah yang mengingatkan dan mengajak Pio untuk mengunjungi sang tante.
Tapi ternyata niat menghalangi itu batal, karena kita bisa menemukan letak RS tanpa kesulitan.

Sesampainya disana, kita melihat seorang perempuan tua yang tergeletak tidak berdaya diatas tempat tidur. Saat itu, Pio bingung. Dia tidak merasa mengenali perempuan tersebut, sampai akhirnya aku memberitahukannya bahwa itulah si tante karena aku sempat melihat nama pasien di tray makanan.

Mata Pio berkaca-kaca... karena memang kami tidak menyangka bahwa kondisi tante akan separah itu. Tubuh kurus, muka cekung dan tampak sangat tua. Ia memang sudah berumur 76 tahun. Namun, banyak orang seusia itu tidak tampak setua itu.

Saat Pio memanggil tantenya yang memejamkan mata, tante terbangun dan sesaat ia bingung. Namun setelah diingatkan , akhirnya tante mengangguk tanda ia masih mengenali Pio.
Karena tidak ada yang menunggui dia, maka kami pergi ke suster dan dokter jaga untuk meminta informasi. Kami mendapatkan informasi bahwa tante telah masuk 2 hari dan selama itu tidak ada yang mengurusinya dan menjenguknya.

Si tante tidak menikah. Ia hidup dengan adik perempuan dan anak sang adik. Adik perempuannya (tante ke-2) adalah single parent.
Keponakan ini sangat disayang olehnya dan dianggap anaknya sendiri. Dulu, Tante ini bekerja membantu rumah tangga untuk menghidupi keponakan dan adiknya.
Mungkin karena pola asuh yang salah, terlalu memanjakan si anak, keponakan ini tumbuh menjadi orang yang sangat selfish dan defensif.

Saat si tante sakit, dengan mempertimbangkan masalah uang, ia meminta RS hanya memberikan obat generik kepada si tante.
Ia tidak menyadari, bahwa obat tersebut sama sekali tidak membantu penyembuhan. Dan akhirnya, malah memperparah keadaan si tante.

Saat ini tante berada di ICU karena kondisinya melemah. Pada hari kami datang, ia masih bisa membuka mata dan berbisik lirih, namun sekarang dia tidak mampu membuka matanya lagi.
Pio sangat marah pada keponakan ini karena dia tidak mempunyai hati untuk merawat seorang yang telah begitu menyayanginya.

Keponakan ini tidak menyadari bahwa sebenarnya dia telah ditakdirkan punya 2 ibu.
Dia sama sekali tidak bersyukur dan tidak menyadari bahwa Tuhan telah membantu hidupnya dengan menempatkan pengganti ayahnya. Apa yang akan terjadi pada dia dan ibunya jika tidak ada sosok tante ini ?

Yang paling membuat kita marah adalah sikap tidak hormatnya pada orang tua.
Keponakan ini membuat peternakan kecil dirumahnya. Dia memelihara sekitar 40-50 anjing untuk diperjualbelikan. Tante ini harus membantu mengurus anjing" tersebut dan diberi Rp.500.000,-/bulan. Yang membuat kami trenyuh adalah... tante ini tidak diberi kamar tidur yang layak. Dia tidur disofa ruang tamu, karena kamar dibutuhkan untuk menaruh anjing" tersebut.

Terlepas dari permasalahan sikap si keponakan, kita dihadapkan pada masalah biaya RS.
Awalnya, aku pun marah pada dia.... namun, setelah berpikir ulang, memang biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit. 1 botol albumin yang dibutuhkan tante per hari berharga Rp.2.550.000,-. Dan dia membutuhkan lebih dari 3 botol hanya untuk sementara ini . ...

Tante mempunyai seorang adik lelaki yang kaya. Namun, ternyata.... sang istri keberatan menanggung biaya kakak iparnya. Dia tahu, biaya yang akan dikeluarkan tidak sedikit, maka ia dengan liciknya berusaha membagi biaya tersebut dengan keponakan"nya, yang sebenarnya dan seharusnya adalah tanggungan sang adik lelaki....

Aku sadar dengan cepat, bahwa kita telah dikadalin oleh sang istri... dan menjadi kesal karena itu....
Namun sepertinya Tuhan kembali melembutkan hatiku dan membuatku sadar bahwa,
aku tidak dengan keinginan hatiku datang ke RS tersebut... aku dituntun dan diajar untuk berbelas kasih.
Uang adalah suatu yang bisa datang dan bisa pergi secepat yang tidak pernah kita duga.
Jika aku memang berniat mau membantu.... walaupun aku tau aku dikadalin.... maka aku akan belajar taat pada niatku dan merendahkan semua emosi dan keinginan untuk berontak.

Aku dan Pio sepakat kita akan membantu.
Biarlah jika orang" lain merasa mereka berhasil dengan pikiran mereka mengelabui kami, yang penting adalah kami tahu... aku dan Pio tidak dibohongi oleh keegoisan kami.

MORAL :
Saat keegoisan memakan hati manusia... maka manusia tumbuh menjadi mahluk yang menakutkan ... Manusia bisa kehilangan jiwa ibanya bahkan pikiran rasionalnya.