30 Desember 2012

Stay Happy

Seorang teman baikku akhirnya menikah di 21 Desember 2012 ini.  Aku bersuka cita untuknya.
Saat pernikahannya, aku ada di Cina . Aku tidak bisa menelponnya dan akhirnya menggunakan whatsapp menyampaikan beberapa pesan suka cita...

Teman ini adalah salah satu sosok yang aku sukai. Karena dia mempunyai keinginan yang kuat dan mau berusaha.  Aku tidak menyanjung orang yang kaya dan terlihat sempurna namun aku mengagumi orang-orang yang mau berusaha dalam hidup mereka.

Kami berteman dari SMA.
Ly nama temanku ini. Semasa SMA, dia adalah sosok anak gadis yang aktif, bawel dan cantik. Sedangkan aku sebaliknya. Aku pendiam dan biasa-biasa saja.

Beberapa teman cewek tidak begitu menyukai dia, ada yang bergosip ini dan itu tentang dia. Namun, aku tidak peduli karena menurutku mereka hanya iri karena Ly cukup terkenal di mata guru-guru dan tentunya menjadi salah satu cewek favorit cowok-cowok di sekolah.

Aku menyukai Ly karena dia tidak bergosip seperti anak-anak cewek lainnya. Dia lebih tomboy dan berani. Aku ingat saat Ly mengajakku bolos pelajaran menggambar. Kita pamit untuk membeli kertas gambar, padahal makan bakso di warung mang Botok di depan sekolah.  Saat satu jam pelajaran berakhir, kami mengendap-endap mau masuk ke kelas.  Ternyata, nasib sial... terlihat oleh kepala sekolah !
Untunglah Ly bisa mengelak dan memberikan alasan yang bisa di terima kepsek.   Hufftt !!! Aku gemetaran setengah mati saat itu...

Ly sangat sayang mamanya dan membenci  papanya.
Beberapa tahun yang lalu, mamanya meninggal karena kanker. Aku bisa merasakan kesedihannya... saat dia menceritakan kemarahannya terhadap papanya.  Aku berdoa untuknya... karena aku tau kemarahan itu adalah bentuk kesedihan terbesarnya.

Tidak lama kemudian, papanya juga meninggal karena jantung saat berenang.  Saat itu kami bertemu. Sekali lagi, aku melihat dia masih penuh amarah, hatiku trenyuh.  Aku kembali berdoa untuknya. Aku minta Tuhan memberikan padanya hati yang memaafkan dan hati yang bahagia....

Aku mungkin tidak bisa melakukan banyak hal untuk temanku ini... karena aku bisa memahami alasan-alasan kemarahannya. Setiap luka yang ada di hatinya, yang dibawa sejak muda dan tidak terselesaikan saat papanya pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Namun jika dipikir ulang, setiap masa lalu adalah masa lalu.  Kita tidak akan lagi kembali ke sana... Yang kita tuju dan akan selalu ada selama waktu itu belum habis adalah masa depan.
Masa lalu yang tidak menyenangkan menjadi penyemangat untuk berusaha menjadi lebih baik.  Itulah yang dilakukan temanku ini.

Aku senang dan bangga dengan usahanya yang tidak ingin terpuruk dalam bagian masa lalunya.  Ia bangkit dan menjadi sosok baru. Sekarang ia adalah seorang guru. Guru yang cantik dan pintar !

Ly... Stay Happy in Heart and Thought !


Moral :
I tell you the past is a bucket of ashes, so live not in your yesterdays, no just for tomorrow, but in the here and now. Keep moving and forget the post mortems; and remember, no one can get the jump on the future. 
Carl Sandburg 



29 Desember 2012

Dibalik Kesederhanaan Ada Ketulusan

Waktu kembali terasa begitu cepat berlalu,  2012 akan segera berakhir ! 

Aku ingin segera menuliskan beberapa hal yang ingin aku ingat di 2012, sebelum ingatan itu berakhir dan pergi mengikuti 2012...  Beberapa hal penting yang tidak sempat aku tuliskan karena kesibukanku.

Aku belum sempat menceritakan kepergian tante Pio.  
Kami memanggilnya "kuku" (panggilan tante dari pihak ayah Pio).  Beliau adalah sosok yang pendiam dan suka membaca.

Beberapa tahun yang lalu, beliau percaya pada Tuhan dan minta Pio mengajaknya ke gereja. Bagaimana itu bermula, kami tidak tau.  Namun, jelas dengan senang hati kami mengajaknya ke gereja.

Awalnya kami masih sering menjemputnya, namun lama-kelamaan karena sering telat akhirnya kuku yang datang menghampiri kami di rumah dan kemudian ke gereja bersama-sama. Itu kemudian menjadi kebiasaan bertahun-tahun.  Pulang dari gereja kami akan makan bersama dan mengantarnya pulang. 

Suatu pagi , jam lima pagi, bunyi telepon membangunkan kami.  Suara gemetar kakak perempuan Pio mengatakan kalau kuku jatuh di kamar mandi dan tidak bergerak lagi.
Saat itu, kami sempat menjadi bingung dan tegang. Lalu Pio dan aku segera menuju ke RS. Husada . Pio sempat salah jalan beberapa kali karena kebingungan.  

Saat kami sampai di RS. Husada, ternyata kuku sudah meninggal. Saat aku melihat beliau, terlihat begitu tenang.  Air mataku menetes.  Perpisahan yang tidak terduga....
Sudah 2 minggu terakhir, kuku berangkat ke gereja sendirian. Kami tidak pergi bersamanya karena anak-anak ulangan dan kami ke kebaktian pertama.  

Saat di rumah duka, aku tidak menyangka kalau kuku yang dikenal dengan nama Oey Ati adalah orang yang disukai. Ada kesan mendalam di hati beberapa temannya.  Bahkan saat pendeta mengatakan bahwa kuku adalah jemaat yang rajin dan taat, hatiku menjadi tergores dan sangat malu.  

Di balik sosok pendiamnya, dia ternyata adalah seorang yang penuh perhatian.  Seorang kakek tua menangis mengantar kepergiannya.  Seorang nenek tua sedih karena kehilangan teman duduk yang selalu menyediakan bangku buatnya saat kebaktian manula.
Ternyata, pada saat terakhirnya... ada banyak orang yang mengantarnya !

Aku tidak dapat menahan tangisku saat pembakaran jasad kuku.  Perpisahan memang tidak pernah menyenangkan... walaupun aku sadar manusia memiliki batas waktu.
Namun, aku percaya... kuku mendapatkan tempat terbaik di sisiNya. 


Moral :

Kesederhanaan bukanlah sesuatu yang dapat kita abaikan...
Karena dibalik kesederhanaan itu hadir ketulusan.

Waktu adalah terbatas...
Namun ketulusan perbuatan kita saat kita hidup adalah tidak terbatas dalam ingatan yang masih hidup.
 

25 Oktober 2012

Kursi Favorit


Aku kembali mengunjungi nenekku di ulang tahunnya yang ke-104.

Sebenarnya tahun ini beliau berulang tahun ke-101, namun karena mengikuti tradisi Cina maka beliau menganggap dirinya berumur 104 tahun.

Kebiasaan yang lumrah adalah menambah 1-2 tahun pada umur sebenarnya.  Namun nenekku menambah 3 tahun pada umurnya, karena beliau membuat persiapan untuk dirinya sendiri.  Beliau tidak ingin anak-anaknya lupa menambahkan 1 tahun umurnya di hari kematiannya.

Ada tradisi soal umur saat orang Cina meninggal.  Biasanya, mereka akan menambahkan 3 tahun lebih banyak umurnya dari umur sebenarnya.   Alasannya, semakin tua seseorang dapat menjalankan hidupnya menunjukkan betapa ia telah mengenyam dan menikmati hidup itu.  

Mengapa harus 3 ? 1 angka untuk langit, 1 angka untuk bumi dan 1 angka untuk diri sendiri. Itu diyakini membentuk keseimbangan dalam hidup manusia.

Kali ini tidak terlalu banyak keluarga yang menghadiri ulang tahun beliau.  Awalnya, aku sendiri juga tidak terlalu ingin datang , namun Pio menyadarkanku bahwa kesempatan tidak datang dua kali.  Akhirnya aku meninggalkan anak-anak dan setumpuk pekerjaanku dengan senang hati.


Saat kami datang, beliau sangat suka cita. Walaupun beliau tidak bisa langsung mengingat namaku dan Pio  namun kami tahu ada waktunya beliau ingat kami.  Namun kondisi beliau saat ini tidak terlalu baik .  Dua hari sebelum ulang tahunnya, beliau jatuh dan terluka.  Kening kirinya tergores dalam, pipi kirinya memar besar dan kakinya bengkak. Beliau mengeluh sakit sekali.   Pio dengan telaten mengoleskan obat pada kaki dan pipinya yang memar.  Terus terang hatiku miris melihat kondisinya.


Namun ada saat-saat yang bisa membuatku tersenyum saat menemaninya duduk dan mendengarkannya berbicara.  Misal saat nenekku mengenalkan papaku padaku !



Nenek     : " Itu anakku yang nomor 5..." (sembari menunjuk pada papaku yang baru masuk menghampirinya)
Aku         : "Wah ... ganteng juga ya anak nomor 5 ini " (tersenyum lebar)
Nenek     : "Ya... anak-anakku memang ganteng dan baik-baik" (bangga mode on)
Aku         : "Pasti pacarnya banyak nih..."

Lalu kemudian mamaku masuk menghampiri kami.
Nenek    : "Nah, anak gadis ini dari kecil suka bermain di sini .." (sembari menunjuk mamaku dan berbisik pelan padaku)
Aku        : "Wah cantik juga nih ..."
Nenekku kemudian melanjutkan banyak cerita tentang keluarga mamaku. Memory beliau tentang masa lalu masih termasuk tajam.

Aku sempat berpikir ulang, mengapa beliau dengan umur setua itu masih bisa mempunyai ingatan yang tajam sedangkan aku tidak ? Aku bahkan sulit mengingat siapa saja teman SD, SMP, SMA dan kuliah.  Aku juga tidak terlalu banyak mengingat hal-hal di masa lalu dan sulit menghafal nama-nama orang.

Beliau mempunyai kursi favorit.  Posisi kursi itu tidak pernah bergeser selama puluhan tahun.  Aku tidak tahu apakah kursi itu sudah pernah diganti dengan yang baru atau tidak, yang selalu terlihat adalah ada sepasang kursi rotan di ruang itu .

Kursi itu diletakkan di samping jendela di lantai dua rumah itu. Saat jendela terbuka, maka terlihatlah pemandangan pasar.  Banyak orang lalu lalang, musik CD yang diputar, abang-abang beca dan ojek yang menunggu pelanggan, warung-warung kopi dan jamu , warung nasi , penjual baju, dan lain-lain.


Berpuluh-puluh tahun nenekku duduk di kursi favoritnya di samping jendela itu dan berpuluh-puluh tahun beliau menikmati pemandangan seperti itu. Mungkinkah karena kursi yang terletak di samping jendela itu yang membuat beliau tetap memiliki ingatan yang baik ?

Mungkinkah karena beliau selalu duduk dan menjadi pengamat orang-orang dengan segala kesibukan mereka, membuat beliau juga berpikir ?  Tanpa sadar pikiran-pikiran itu membuat otaknya tetap terasah dan itulah sebabnya memorinya tidak jauh berubah setelah berpuluh-puluh tahun lamanya ?





Moral :

Rutinitas hanyalah sebuah kegiatan yang tidak pernah ada habisnya.
Saat rutinitas mulai melekat erat , ia menjadi satu kebiasaan hidup kita.
Saat kebiasaan itu telah mendarah daging, pilihan manusia hanyalah ingin menjadi budak rutinitas atau menjadi pengatur rutinitas itu.



12 Januari 2012

Hidup Butuh Keberanian

Dua hari yang lalu, aku bersama beberapa teman ke Bandung untuk melayat.
Aku mendapat berita kepergian suami temanku itu pada jam 11 siang dan kemudian berangkat bersama beberapa teman pada pukul 2 siang.

Perjalanan yang cukup panjang membuatku merenung kilas balik hidup temanku.
Waktu aku mengenal teman ini, mereka hidup dalam kelimpahan.  Punya bisnis usaha yang maju, rumah yang indah dengan semua perabotan dan perlengkapan terbaru dan mahal,mobil mewah dan liburan-liburan ke luar negeri.

Kemudian, 2 tahun yang lalu, sang suami terkena stroke.  Lalu semua terbalik dan menjadi tidak lagi sempurna.  Ternyata, usaha mereka terbelit utang besar sehingga mereka harus menjual ruko, rumah dan mobil.

Temanku harus melalui semuanya sendiri.  Mengurus suami dan usaha barunya.  Ia menyewa sebuah rumah dan membuka mini market. Dan ia berubah menjadi sosok yang lebih rendah hati (menurutku).  Mungkin, ia tidak menyadarinya, namun terlihat nyata dia telah belajar banyak.

Tanggal 20-an sebelum Natal, aku, Pio dan sepasang temanku mengunjungi dia dan suaminya. Pio mengajak suaminya untuk kembali aktif dengan mendekor gereja di Natal 2012 ini. Namun, ternyata Tuhan menghendaki lain.  Pada kebaktian di rumah duka, pendeta bercerita bahwa suami temanku berjanji padanya untuk kembali ke gereja setelah Imlek 2012 . Imlek tahun ini jatuh di tanggal 23 Januari . Manusia merencanakan dan Tuhan berkehendak, itulah yang terjadi. Sang suami dipanggil pulang. Dia hanya melewati 10 harinya 2012.

Aku ingat,3 tahun yang lalu, ia pernah berkata ," hmm... kira-kira seperti apa yah kalo kita semua sudah tua ? Apakah kita masih bisa berkumpul bersama seperti ini ?" .  Tentunya saat itu tidak pernah terlintas dipikiran kita sesuatu seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.

Saat merenung, aku berpikir... apakah mungkin sebenarnya ini adalah jalan terbaik Tuhan untuknya ? Mungkin juga. Paling tidak, ia diberi 2 tahun untuk bisa bersama suaminya. Dia diberi 2 tahun untuk belajar mandiri mengelola usahanya dan dia diberi 2 tahun untuk boleh berubah.
Apakah 2 tahun yang keras itu adalah cara Tuhan memandirikan temanku ? Aku tidak tahu...
Yang aku tahu... butuh keberanian menghadapi semua kenyataan ini.


Moral :
Hidup akan mengecil dan membesar sesuai keberanian kita - The Diary Of Anais Nin -

Satu Kesempatan

Sebuah perusahaan pelatihan bahasa Inggris di Wuhan, China, menuai kritik karena dalam iklan lowongan pekerjaan mereka dinyatakan, orang berzodiak Scorpio dan Virgo tidak perlu melamar. Perusahaan yang tidak disebutkan namanya itu memasang iklan lowongan pekerjaan di Universitas Wuhan. Dengan jelas, mereka menyatakan tidak menerima pelamar yang terlahir dalam naungan zodiak tertentu.

”Kami tidak ingin mempekerjakan orang dengan zodiak Scorpio, Virgo, dan Capricornus. Sementara itu, orang berzodiak Pisces dan Libra akan diutamakan,” demikian bunyi iklan tersebut.

Manajer perusahaan itu yang bermarga Xia mengatakan, menurut hasil penelitian yang mereka buat, orang berzodiak Scorpio memiliki kepribadian yang keras dan angin-anginan, sedangkan warga Virgo cenderung melancarkan kritik dan tidak betah pada satu pekerjaan dalam waktu lama. Banyak orang melancarkan kritik atas iklan tersebut. Iklan itu juga menjadi topik pembicaraan di Weibo, situs sejenis Twitter di China.

**********************************

Aku tersenyum membaca berita diatas karena baru-baru ini aku menerima seorang karyawan yang jauh dari kriteria sempurna harapan HRD perusahaan manapun.

Karyawan admin yang aku terima menderita luka bakar. Hampir sekujur tubuhnya terkena luka bakar. Mukanya mulai membaik setelah melewati berkali-kali operasi , namun bagian mata masih tidak sempurna dan kulit wajah yang berkeriput. 
Demikian juga dengan tangannya.

Luka bakar ini sudah dia derita sejak dia SMP.  Ibunya berjualan makanan di depan rumahnya.  Suatu hari, orangtuanya bertengkar dan dia sedang membantu menjaga warung. Tiba-tiba dia menjadi pusing, lalu tanpa sengaja dia terdorong ke panci kacang hijau yang sedang dimasak dan mendidih .  Kacang hijau mendidih menguyur muka dan tubuhnya.... dan sejak itulah ia tidak lagi sempurna dalam penampilannya.
Dia bilang, orangtuanya berkali-kali membawa dia ke psikiater dan kemudian dia tidak pernah lagi malu akan penampilannya , walaupun seringkali orang-orang akan memandang aneh padanya.

Apa yang aku pikirkan dengan menerima dia sebagai karyawan ? Waktu itu, aku menginterview sekitar 6-8 pelamar.  Namun, aku hanya menerima dia seorang. 
Ada kejujuran dibalik ketidaksempurnaannya !

Mungkin perasaanku bisa salah, namun aku tidak akan menyesalinya. Aku ingin memberikannya kesempatan .  Dia bilang, dia sudah berkali-kali melamar pekerjaan , namun tidak ada yang mau menerimanya. Buatku, bisa memberikan kesempatan pada orang lain itu membantuku mengalahkan sisi keegoisanku.
Mungkin karyawan lain berpikir, aku menaruh rasa kasihan padanya.  Sebagian kecil memang ada, namun porsi terbesar adalah dia dan aku diberi kesempatan belajar memperbaiki diri sendiri. 


Moral :
Kesempatan adalah satu anugrah.

2012 dan Sang Energi

Selamat datang 2012...
Semoga tahun ini tetap membawa kecerahan dan kebahagiaan.
Walaupun beberapa resolusi 2011 gagal aku capai, tapi aku mau coba lagi di tahun 2012 ini.


Salah satu resolusi yang gagal adalah : aku tidak mencapai targetku untuk membaca 60 buku per tahun.  Aku baru sadari itu pada detik-detik terakhir yaitu, pertengahan Desember 2011.  Aku berusaha ngebut membaca beberapa buku tapi cuma mentok di 3 buku (hehehehehe).  Akhirnya aku harus berpuas diri dengan pencapaian 30an buku per tahun.


Salah satu buku yang aku baca dan sangat menarik adalah The Battle Hymn of The Tiger Mother-nya Amy Chua.  I really like this book !


Sebelum membaca buku ini , aku dalam depresi yang cukup berat menghadapi Vin.  Aku sempat berpikir, aku akan membiarkan Vin belajar sendiri supaya aku tidak lagi stress .  Tapi ternyata Amy Chua menunjukkan padaku, apa itu kasih sebenarnya !


Banyak yang mengkritik kegilaan pola asuhnya.  Pengekangan dan disiplin tinggi yang membuat anaknya berontak.  Namun, aku kagum akan besarnya energi dan cintanya pada anaknya.  Aku bahkan bisa meneteskan air mata dan merasakan betapa sakit hatinya saat anaknya mengatakan dia gila ! Gila akan pujian dan ambisi.


Sungguh Amy Chua telah menambahkan berliter-liter semangat dalam diriku. 
Kasih itu memang perlu pengorbanan. Sekalipun pengorbanan itu berarti luka buat jiwa seorang ibu, namun itu akan indah pada saatnya.


Aku sering menceritakan kembali apa yang telah aku baca pada Pio, Nat dan Vin.
Nat tertarik dan menyelesaikan buku itu dalam 2 hari.


Pendapat mereka tentang buku Amy Chua :
Vin  :  "Ini buku menyesatkan .... Burn it ! Burn it !"
Nad :  "Stress jadi anaknya Amy Chua..."
Pio  :  " Ada sisi baik dan buruknya... gimana kalo anaknya ga kuat .... bisa gila tuh !"


Buatku ... No Pain No Gain !
Itu berlaku buat orang tua yang mengasuh dan anak yang diasuh.
Semua energi , rasa capek , amarah , ketidakpuasan , kecewa ... didalam lingkaran itulah orang tua dan anak berada.  Jadi apabila waktunya tiba, rasa percaya diri , kepuasan dan bahagia datang .... itu milik bersama. 


Moral :
Kasih itu mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Apa yang bisa membuat kita bertahan ? Energi dari kasih itu sendiri ! Hanya keinginan yang terdalam akan menumbuh tinggikan energi itu ...