12 Januari 2012

Hidup Butuh Keberanian

Dua hari yang lalu, aku bersama beberapa teman ke Bandung untuk melayat.
Aku mendapat berita kepergian suami temanku itu pada jam 11 siang dan kemudian berangkat bersama beberapa teman pada pukul 2 siang.

Perjalanan yang cukup panjang membuatku merenung kilas balik hidup temanku.
Waktu aku mengenal teman ini, mereka hidup dalam kelimpahan.  Punya bisnis usaha yang maju, rumah yang indah dengan semua perabotan dan perlengkapan terbaru dan mahal,mobil mewah dan liburan-liburan ke luar negeri.

Kemudian, 2 tahun yang lalu, sang suami terkena stroke.  Lalu semua terbalik dan menjadi tidak lagi sempurna.  Ternyata, usaha mereka terbelit utang besar sehingga mereka harus menjual ruko, rumah dan mobil.

Temanku harus melalui semuanya sendiri.  Mengurus suami dan usaha barunya.  Ia menyewa sebuah rumah dan membuka mini market. Dan ia berubah menjadi sosok yang lebih rendah hati (menurutku).  Mungkin, ia tidak menyadarinya, namun terlihat nyata dia telah belajar banyak.

Tanggal 20-an sebelum Natal, aku, Pio dan sepasang temanku mengunjungi dia dan suaminya. Pio mengajak suaminya untuk kembali aktif dengan mendekor gereja di Natal 2012 ini. Namun, ternyata Tuhan menghendaki lain.  Pada kebaktian di rumah duka, pendeta bercerita bahwa suami temanku berjanji padanya untuk kembali ke gereja setelah Imlek 2012 . Imlek tahun ini jatuh di tanggal 23 Januari . Manusia merencanakan dan Tuhan berkehendak, itulah yang terjadi. Sang suami dipanggil pulang. Dia hanya melewati 10 harinya 2012.

Aku ingat,3 tahun yang lalu, ia pernah berkata ," hmm... kira-kira seperti apa yah kalo kita semua sudah tua ? Apakah kita masih bisa berkumpul bersama seperti ini ?" .  Tentunya saat itu tidak pernah terlintas dipikiran kita sesuatu seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.

Saat merenung, aku berpikir... apakah mungkin sebenarnya ini adalah jalan terbaik Tuhan untuknya ? Mungkin juga. Paling tidak, ia diberi 2 tahun untuk bisa bersama suaminya. Dia diberi 2 tahun untuk belajar mandiri mengelola usahanya dan dia diberi 2 tahun untuk boleh berubah.
Apakah 2 tahun yang keras itu adalah cara Tuhan memandirikan temanku ? Aku tidak tahu...
Yang aku tahu... butuh keberanian menghadapi semua kenyataan ini.


Moral :
Hidup akan mengecil dan membesar sesuai keberanian kita - The Diary Of Anais Nin -

Satu Kesempatan

Sebuah perusahaan pelatihan bahasa Inggris di Wuhan, China, menuai kritik karena dalam iklan lowongan pekerjaan mereka dinyatakan, orang berzodiak Scorpio dan Virgo tidak perlu melamar. Perusahaan yang tidak disebutkan namanya itu memasang iklan lowongan pekerjaan di Universitas Wuhan. Dengan jelas, mereka menyatakan tidak menerima pelamar yang terlahir dalam naungan zodiak tertentu.

”Kami tidak ingin mempekerjakan orang dengan zodiak Scorpio, Virgo, dan Capricornus. Sementara itu, orang berzodiak Pisces dan Libra akan diutamakan,” demikian bunyi iklan tersebut.

Manajer perusahaan itu yang bermarga Xia mengatakan, menurut hasil penelitian yang mereka buat, orang berzodiak Scorpio memiliki kepribadian yang keras dan angin-anginan, sedangkan warga Virgo cenderung melancarkan kritik dan tidak betah pada satu pekerjaan dalam waktu lama. Banyak orang melancarkan kritik atas iklan tersebut. Iklan itu juga menjadi topik pembicaraan di Weibo, situs sejenis Twitter di China.

**********************************

Aku tersenyum membaca berita diatas karena baru-baru ini aku menerima seorang karyawan yang jauh dari kriteria sempurna harapan HRD perusahaan manapun.

Karyawan admin yang aku terima menderita luka bakar. Hampir sekujur tubuhnya terkena luka bakar. Mukanya mulai membaik setelah melewati berkali-kali operasi , namun bagian mata masih tidak sempurna dan kulit wajah yang berkeriput. 
Demikian juga dengan tangannya.

Luka bakar ini sudah dia derita sejak dia SMP.  Ibunya berjualan makanan di depan rumahnya.  Suatu hari, orangtuanya bertengkar dan dia sedang membantu menjaga warung. Tiba-tiba dia menjadi pusing, lalu tanpa sengaja dia terdorong ke panci kacang hijau yang sedang dimasak dan mendidih .  Kacang hijau mendidih menguyur muka dan tubuhnya.... dan sejak itulah ia tidak lagi sempurna dalam penampilannya.
Dia bilang, orangtuanya berkali-kali membawa dia ke psikiater dan kemudian dia tidak pernah lagi malu akan penampilannya , walaupun seringkali orang-orang akan memandang aneh padanya.

Apa yang aku pikirkan dengan menerima dia sebagai karyawan ? Waktu itu, aku menginterview sekitar 6-8 pelamar.  Namun, aku hanya menerima dia seorang. 
Ada kejujuran dibalik ketidaksempurnaannya !

Mungkin perasaanku bisa salah, namun aku tidak akan menyesalinya. Aku ingin memberikannya kesempatan .  Dia bilang, dia sudah berkali-kali melamar pekerjaan , namun tidak ada yang mau menerimanya. Buatku, bisa memberikan kesempatan pada orang lain itu membantuku mengalahkan sisi keegoisanku.
Mungkin karyawan lain berpikir, aku menaruh rasa kasihan padanya.  Sebagian kecil memang ada, namun porsi terbesar adalah dia dan aku diberi kesempatan belajar memperbaiki diri sendiri. 


Moral :
Kesempatan adalah satu anugrah.

2012 dan Sang Energi

Selamat datang 2012...
Semoga tahun ini tetap membawa kecerahan dan kebahagiaan.
Walaupun beberapa resolusi 2011 gagal aku capai, tapi aku mau coba lagi di tahun 2012 ini.


Salah satu resolusi yang gagal adalah : aku tidak mencapai targetku untuk membaca 60 buku per tahun.  Aku baru sadari itu pada detik-detik terakhir yaitu, pertengahan Desember 2011.  Aku berusaha ngebut membaca beberapa buku tapi cuma mentok di 3 buku (hehehehehe).  Akhirnya aku harus berpuas diri dengan pencapaian 30an buku per tahun.


Salah satu buku yang aku baca dan sangat menarik adalah The Battle Hymn of The Tiger Mother-nya Amy Chua.  I really like this book !


Sebelum membaca buku ini , aku dalam depresi yang cukup berat menghadapi Vin.  Aku sempat berpikir, aku akan membiarkan Vin belajar sendiri supaya aku tidak lagi stress .  Tapi ternyata Amy Chua menunjukkan padaku, apa itu kasih sebenarnya !


Banyak yang mengkritik kegilaan pola asuhnya.  Pengekangan dan disiplin tinggi yang membuat anaknya berontak.  Namun, aku kagum akan besarnya energi dan cintanya pada anaknya.  Aku bahkan bisa meneteskan air mata dan merasakan betapa sakit hatinya saat anaknya mengatakan dia gila ! Gila akan pujian dan ambisi.


Sungguh Amy Chua telah menambahkan berliter-liter semangat dalam diriku. 
Kasih itu memang perlu pengorbanan. Sekalipun pengorbanan itu berarti luka buat jiwa seorang ibu, namun itu akan indah pada saatnya.


Aku sering menceritakan kembali apa yang telah aku baca pada Pio, Nat dan Vin.
Nat tertarik dan menyelesaikan buku itu dalam 2 hari.


Pendapat mereka tentang buku Amy Chua :
Vin  :  "Ini buku menyesatkan .... Burn it ! Burn it !"
Nad :  "Stress jadi anaknya Amy Chua..."
Pio  :  " Ada sisi baik dan buruknya... gimana kalo anaknya ga kuat .... bisa gila tuh !"


Buatku ... No Pain No Gain !
Itu berlaku buat orang tua yang mengasuh dan anak yang diasuh.
Semua energi , rasa capek , amarah , ketidakpuasan , kecewa ... didalam lingkaran itulah orang tua dan anak berada.  Jadi apabila waktunya tiba, rasa percaya diri , kepuasan dan bahagia datang .... itu milik bersama. 


Moral :
Kasih itu mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Apa yang bisa membuat kita bertahan ? Energi dari kasih itu sendiri ! Hanya keinginan yang terdalam akan menumbuh tinggikan energi itu ...